
Banyak cara untuk meraih akses pendanaan dari pasar modal tanpa harus
menjadi perusahaan terbuka. Salah satu cara yang cukup singkat dan
mudah adalah masuk secara tak langsung melalui pintu belakang, yang
kerap disebut aksi backdoor listing.
AirAsia Bhd menggunakan cara ini. Perusahaan maskapai penerbangan ini akan melancarkan aksi backdoor listing atas
unit usahanya di Indonesia, PT Indonesia AirAsia (IAA). IAA akan
mendarat di Bursa Efek Indonesia melalui PT Rimau Multi Putra Pratama
Tbk (CMPP). Nantinya, CMPP akan menerbitkan saham baru (rights issue) sebanyak
13,6 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Artinya,
aksi korporasi ini akan mengumpulkan dana mencapai Rp 3,41 triliun. CMPP
akan langsung mengalokasikan 76% dana rights issue untuk mengambil alih IAA senilai Rp 2,6 triliun. Sedangkan 24% sisanya, dialokasikan bagi modal kerja CMPP dan entitas anak.
Seiring
dengan akrobat ini, CMPP akan memfokuskan usahanya ke bidang usaha jasa
penerbangan komersial berjadwal. Oleh karena itu, CMPP akan
mendivestasi kegiatan usahanya yang bergerak di bisnis penjualan
batubara dan jasa pelayaran.
Donny Petrus Pranoto, Komisaris Utama CMPP, mengatakan, rights issue ini dapat menambah jumlah saham beredar CMPP, "Jadi bisa meningkatkan likuiditas," ujarnya.
Yang
perlu dicermati dalam menggunakan backdoor listing , kinerja IAA masih terpuruk. Hingga Juni 2017 aset IAA
mencapai Rp 2,92 triliun dengan liabilitas Rp 3,04 triliun. Artinya,
ekuitas IAA masih minus sebesar Rp 117,22 miliar. Sementara itu,
pendapatannya mencapai Rp 1,92 triliun dengan rugi bersih sebesar Rp
557,88 miliar.
Cermati valuasi
Selain AirAsia, perusahaan lain yang juga mempertimbangkan masuk ke pasar modal lewat skema backdoor listing
adalah perusahaan properti Anugerah Kasih Investama. Saat ini
perusahaan sedang terlibat proses negosiasi dengan tiga emiten bursa.
Lalu, PT Telekomunikasi Tbk (TLKM) juga mengkaji opsi untuk menyiapkan
anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk melantai di
bursa efek melalui backdoor listing.
Bertoni Rio, Analis Senior Anugrah Securindo Indah, mengatakan, backdoor listing memberikan peluang untuk membesarkan market cap melalui penerbitan saham baru. "Juga menambah ekspansi atau pelengkap usaha," terang Rio
Aksi backdoor listing juga
berdampak positif bagi perusahaan terbuka yang sudah jenuh menjalankan
bisnis intinya. Dampak negatifnya, valuasi perusahaan yang jadi sasaran
akan makin mahal. Sehingga, sebelum memutuskan berinvestasi, investor
harus tetap mencermati fundamental saham yang menjadi target backdoor.
Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas bilang, backdoor listing menjadi
cara mendapatkan sumber dana baru dari pasar modal. Menurutnya, akrobat
AirAsia akan mencuri perhatian investor. Tapi, ia tetap menyarankan
investor agar cermat, karena kinerja IAA yang masih rugi.
sumber : Kontan.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik.Tidak mengandung SARA, promosi, atau melakukan tindakan tercela lainnya. Jagalah etika dalam berkomentar. Terima kasih.