Starategi sukses dalam investasi salah satunya adalah
mencari perusahaan yang salah harga. Bagaimana cara mengetahui perusahaan yang
‘salah harga’ di bursa?Cara mengetahuinya adalahmembandingkan berapa nilai
pasar perusahaan itu dan berapa laba bersih perusahaan itu. Keuntungan dalam
strategi ini adalah membeli saham perusahaan bagus dengan harga murah dan
menjual saham tersebut dengan harga jual tinggi.
Contohnya adalah saham PT
Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI)perusahaan ternak ayam terbesar kedua
di Indonesia. Laporan laba rugi tahun 2005
Bila kita melihat laporan dalam gambar berikut,
tercatat bahwa laba bersih per saham (EPS) pada tahun 2005 sebesar Rp. 780. Pada
tahun ini saham MBAI di harga 250, ini berarti saham MBAI mempunyai Price to
Earning Ratio (PER) sebesar 0,32 x alias ‘sangat murah’.
Pada tahun 2005, MBAI ditutup di harga 400, dengan
harga tertinggi di 440 dan terendah di 250. Padahal, laba bersih per saham
(EPS) emiten ini sudah Rp. 780/lembar.
Hal ini yang sesuai dengan pernyataan diatas yaitu
’salah harga’ dengan laba yang tinggi, saham ini dijual dengan harga rendah.
Tahun 2006. Saat laba per saham (EPS) meningkat 81,82
% dari tahun sebelumnya, volume perdagangan saham ini masih sepi. Bahkan
volumenya turun menjadi hanya 1.624 lot (812.000 lembar) saja. Tapi, harga
sahamnya naik 212,5% menjadi 1.250/lembar, dengan harga tertinggi sepanjang
tahun 2006 di 1.330 dan terendah di 500. Harga tertinggi saham MBAI di
tahun 2006 masih di bawah EPS nya yang mencapai Rp. 1.414/lembar. Tapi, sekali
lagi, kinerja yang kinclong ini masih belum menarik investor untuk masuk,
justru malah turun.
gambar
berikut ini bisa menggambarkan kinerja MBAI dari tahun 2006 sampai dengan
2010.
Bandingkan
juga dengan harga sahamnya berikut ini: